Ketika Lulusan SMA Harus Memilih, Kuliah Atau Menganggur?
(Gema PGRI) Setiap tahun institusi pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) meluluskan ribuan bahkan ratusan ribu orang. Seiring dengan itu berbagai ekspresi dan reaksi terhadap kelulusan pun muncul ke permukaan. Orang tua murid dan siswa sendiri tidak sedikit yang dihantui oleh perasaan was-was dan bingung karena diperhadapkan pada sebuah pilihan. Memilih kuliah atau bekerja?. Bagi siswa yang secara ekonomi berkecukupan pertanyaan ini tidak begitu membebani, tapi bagaimana dengan siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu ?. Memilih kuliah, berarti berhadapan dengan tuntutan untuk menyediakan biaya yang jumlahnya besar, memilih bekerja, peluang itu sangat kecil, dan jika ingin berwiraswasta diperhadapkan pada dilema, yakni antara skill dan modal usaha yang juga sulit diperoleh
Jika demikian realitas yang merebak dari tahun ketahun, deretan pertanyaan layak diajukan untuk mendapatkan jawaban melalui implementasi kebijakan pemerintah yakni Mengapa pihak sekolah terutama SMA sengaja dibiarkan menjadi mesin yang terus memproduksi dan menghasilkan ribuan pengangguran yang menjadi beban sosial?. Demikian pula pertanyaan tertuju kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja, Adakah selama ini terjalin koordinasi untuk merelevansikan program masing-masing guna menanggulangi pengangguran terdidik di negeri ini?
Currently have 0 komentar: