SMPN 2 Paguyaman, Sekolah Intervensi UNICEF.
PAKEM Diakui Mampu Merangsang Guru dan Siswa Tampil Kreatif,
Relevan Dengan Tantangan dan Tuntutan Zaman
Sebagai Sekolah yang termasuk dalam Program Intervensi UNICEF, SMP Negeri 2 Paguyaman menurut Kepala Sekolahnya Heramanto B. Moto, S.Pd, MM mengalami perubahan signifikan terutama dalam hal kegiatan proses belajar mengajar. Diakuinya Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) menjadikan siswa sebagai subyek pembelajaran, disatu sisi motivasi guru mengembangkan profesionalisme dan kompetensinya kian meningkat.
Selain itu dalam setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), siswa memilii hasil pembelajaran. Ia mencontohkan, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan sub mata pelajaran Sastra dan Puisi misalnya, siswa diberikan kesempatan untuk berekspresi, berdiskusi secara kelompok dan hasilnya sudah dapat dievaluasi dan direfleksikan hari itu juga untuk kemudian dipajang sehingga bisa dibaca oleh siswa lainnya. Proses pembelajaran seperti ini, urai Heramanto sangat berpengaruh terhadap anak, paling tidak mampu merangsang rasa percaya diri siswa. Apakah sistem PAKEM relevan dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ? menjawab pertanyaan ini, sosok yang sejak tahun 1994 menekuni profesi guru ini menjelaskan, Kurikulum tetap mengacu pada KTSP namun dalam aplikasinya menggunakan pendekatan PAKEM. Keunggulan lainnya dari Pembelajaran PAKEM, menurut sosok Kepala Sekolah yang menyandang gelar Magister Manajemen dari IMNI Jakarta ini antara lain, siswa dalam pembelajaran diperhadapkan pada realitas sehingga sejak dini mereka mengenal, mendalami dan mengetahui berbagai kenyataan yang akan dihadapinya di masyarakat. Disatu sisi dalam proses KBM berlangsung, Guru tidak kaku dalam memberikan materi pelajaran, maupun tidak tergantung pada konsep pembelajaran yang kaku. Yang jelas, urai Heramanto, PAKEM mampu mengarahkan guru yang masih menggunakan pola dan paradigma lama dalam mengajar menjadi lebih kreatif fan inovatif. Disamping itu, PAKEM melatih dan membimbing siswa dalam berbicara, bersikap dan bertutur kata, mengingat materi pelajaran selalu dibahas secara bersama melalui kelompok. Interaksi dan hubungan siswa dalam metode PAKEM dengan demikian terjalin dengan baik yang pada akhirnya akan melahirkan hubungan yang harmonis dan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Selain itu, output PAKEM, ketika menjadi anggota masyarakat diyakini Heramanto akan menjadi generasi yang cepat mandiri karena sejak dini telah dilatih kreatif.
Dibagian lain Kepala Sekolah yang baru 6 bulan memimpin SMP Negeri 2 Paguyaman ini menuturkan keyakinannya bahwa PAKEM sangat relevan dengan visi – misi Kab. Boalemo dibidang SDM dan menjadi salah satu wahana mengembangkan siswa untuk percaya diri, bertanggung jawab, Trampil, Kreatif dan cepat mandiri.
Untuk itu Heramanto mengharapkan agar kedepan sekolah yang tidak mendapatkan intervensi UNICEF tetap diikutkan pada sosialisasi PAKEM sehingga sekolah tersebut mampu menelaah dan menerapkan metode pembelajaran ini secara mandiri. Hal tersebut dimungkinkan, karena PAKEM tidak akan membebani sekolah. (AM)
Currently have 0 komentar: