PGRI Yang Solid, Disegani dan Dihormati
Dengan berbagai kiprah dan prestasi PGRI yang sangat berharga dan prospektif selama ini, maka tidak ada alasan lagi bagi seorang guru untuk bersikap apriori, memandang sinis dan pesimis terhadap keberadaan organisasi PGRI. Sikap ketidakpedulian dan acuh tak acuh terhadap perjuangan PGRI kedepan tidak boleh lagi menggejala dan menghambat dinamika organisasi untuk lebih berperan dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
Untuk yang ke-enam kalinya PGRI – EDUCATION INTERNATIONAL ( EI) – CONSORTIUM PROJECT melaksanakan kegiatan seminar di Provinsi Gorontalo. Seperti tahun-tahun sebelumnya peserta seminar tahun ini berjumlah 40 orang guru utusan kecamatan se Provinsi Gorontalo yang dipusatkan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo dari tanggal 7 – 9 Juli 2009. Seiring dengan itu tak ketinggalan buletin GEMA PGRI edisi khusus ini kembali hadir dan dibagikan secara gratis di kalangan guru.
Kehadiran EI-Consortium Project di Gorontalo merupakan berkah yang patut disyukuri karena dari 33 Provinsi di Indonesia hanya 23 Provinsi saja yang mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan ini. Selain itu, materi yang disajikan pada seminar ini sangat penting artinya bagi kalangan guru yakni menjadi sumber pengetahuan, inspirasi dan referensi bagi guru sebagai pendidik, anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) maupun sebagai anggota Serikat Pekerja.
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak diantara guru yang hingga saat ini belum sepenuhnya mengetahui hakekat keberadaannya sebagai pendidik baik ditinjau dari sudut pandang hukum, profesionalisme, maupun dalam ruang lingkup organisasi profesi, organisasi serikat pekerja yang secara normatif harus mendapatkan perlakuan yang adil, bermartabat serta terhormat. Disisi lain seorang guru, juga memiliki kewajiban kolektif guna mengemban tugas terhormat dan mulia melalui proses penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas.
Oleh karena itu, PB PGRI melalaui upaya strategisnya sejak tahun 2002 menjalin kerja sama dengan Education International (EI) Asia Pasifik dengan membentuk PGRI-EI Consortium Project untuk seminar, workshop dan pelatihan pimpinan PGRI dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia. Kerja sama ini merupakan salah satu upaya PGRI yang berorientasi pada kepentingan dan masa depan guru.
Jika ditelaah lebih mendalam lagi, PGRI sebagai organisasi profesi dan wadah perjuangan guru telah mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai organisasi yang dinamis, proaktif, responsif dan bahkan secara militan terus menyuarakan berbagai kepentingan guru dan masa depan pendidikan di Indoensia.
Salah satu prestasi PGRI yang akan terus dikenang dan memberi andil serta pengaruh yang sangat besar terhadap guru dan dunia pendidikan di masa-masa mendatang adalah lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD). Yang paling teranyar adalah keberhasilan PGRI memperjuangkan aspirasi guru yang berusia 50 tahun keatas untuk tidak lagi dibebani kewajiban mengikuti program Sertifikasi Profesi Guru yang selanjutnya diimplementasikan oleh pemerintah melalui PP No. 61 tahun 2009. Demikian pula halnya dengan keluarnya PP No. 41 tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru, Dosen dan Guru Besar yang sebelumnya harus melalui sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.
Dengan berbagai kiprah dan prestasi yang sangat berharga dan prospektif tersebut, maka saat ini dan kedepan tidak ada alasan sama sekali bagi seorang guru untuk bersikap apriori, memandang sinis dan pesimis terhadap keberadaan organisasi PGRI. Sikap ketidakpedulian dan acuh tak acuh terhadap perjuangan PGRI dengan demikian tidak lagi menggejala dan menghambat dinamika organisasi untuk lebih berperan lagi dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
Jika komitmen guru untuk mendukung dan mengapresiasi berbagai perjuangan PGRI benar-benar tumbuh, mengakar dan bersemayam dalam sanubari guru, maka organisasi yang memiliki jutaan anggota dengan tingkat pendidikan anggotanya yang tidak satupun lulusan SD memiliki potensi luar biasa hebatnya tidak hanya sekedar disegani, dihormati dan diapresiasi segala tuntutannya oleh pemerintah tapi juga mampu berperan secara total dalam menentukan masa depan bangsa . (AM).
Currently have 0 komentar: